Artrevoir. \\ Follow // Dashboard \\

Friday, March 14, 2014

De Buron - Maria Jaclyn



Judul : De Buron
Penulis : Maria Jaclyn 
Penerbitan : Gramedia Pustaka Utama, September 2005
Tebal : 256 hlm
ISBN : 9789792283457
Harga : 

020314 until 030314



Cowok itu...
Hm...
Dia ditaksir sahabat Kimly gila-gilaan
Dia suka nyanyi lagu apa aja
Dia doyan banget makan pisang 
Dia tidur sekamar dengan Kimly
Dia tahu sesuatu tentang Kimly yang selama ini selalu disembunyikan cewek itu dari semua orang...

Tapi...
Dia juga buronan yang lagi diincar polisi! 


Ditya adalah buronan yang diincar polisi karena dituduh membunuh bos ayahnya. Ia berlari kesana kemari untuk mencari tempat pelarian, dan berakhir pada perumahan mewah di Jakarta. Ia hanya berharap, tempat ini mampu menampungnya sementara waktu, hingga nama dia dapat dibersihkan. 

Kimly adalah pacar Nino, cowok brengsek (malaikat bagi Kimly) yang hobi gonta-ganti pacar. Tapi si Kimly nih tetep keukeuh Nino itu cowok baik dan perhatian. Padahal sahabat-sahabat Kimly udah mewanti-wanti Kimly agar tidak jatuh terlalu jauh. 

Pulang sekolah, Kimly tersentak kaget dengan kedatangan seorang yang asing. Dia udah kotor, kurus, pokoknya gembel bangetlah. Baru saat ia akan berteriak karena ia mengenali wajah itu--wajah sang buronan ganteng yang diumbar-umbar sahabat Kimly tadi di sekolah--dari koran, Ditya segera membungkam Kimly.
Setelah negosiasi alot dengan Kimly, Ditya akhirnya diperbolehkan nginep sebentar disana. Tapi karena Kimly ketakutan Ditya bakalan ngapa-ngapain Kimly (secara dia pernah membunuh seseorang), Kimly menyuruh Ditya tidur di kamar mandi Kimly. Ia menggembok kamar mandi itu, memegang kuncinya baik-baik agar tidak pernah terlepas dari tangannya. 

Behari-hari mereka jalani bersama dalam satu kamar itu, Ditya pun jadi tau seluk-beluk kehidupan Kimly. Setelah agak lama, mereka akhirnya terbuka. Ditya jadi tahu selama ini Kimly menyimpan surat kaleng tentang "Kimly gak pantes buat Nino". Tapi Kimly selalu bersabar dan berusaha untuk menyeimbangkan langkah dengan Nino yang udah jauh. 

"Surat kaleng-surat kaleng itulah yang menjatuhkanku kembali ke tanah, menyadarkan aku kalo mimpi indah tidak akan bertahan selamanya. Jadi kapan pun aku harus siap kehilangan Nino, karena mungkin suatu saat nanti aku bakal bangun dari mimpi indahku dan Nino sudah pergi dari sisiku." - hlm 112. 

Masalah Kimly selain dengan Nino juga dengan orang tuanya yang udah gak beres. Ibunya udah menjadi workaholic dan gak peduli dengan dia lagi; sedangkan Ayahnya selingkuh dengan cewek lain. Selama ini, Kimly selalu tertutup dengan sahabat-sahabatnya, dia gak pernah cerita tentang ortunya ataupun masalah surat kaleng. Tapi karena kini ada Ditya, dia menjadi terbuka dengan cowok itu. 

Ketika ortunya memutuskan untuk bercerai, dan Nino ketahuan berselingkuh, Ditya selalu ada disampingnya. Sekarang Kimly pun sadar, bahwa tidak ada lagi yang namanya kepercayaan, karena mereka udah mengkhianati Kimly. 

Untungnya ia bisa menjalani dengan tegar karena ada Ditya. 
Namun gimana jadinya kalau Ditya akhirnya ditemukan polisi? Yang jelas, Kimly gak lagi punya pegangan. Yang jelas, Kimly bakal sangat merindukan Ditya.  

Kalau tahu begini, aku bakal ngejaga kamu di dalam kotak kaca, biar kamu jadi tahanan di hatiku selamanya. - hlm 227.  

Tuesday, March 4, 2014

Melbourne: Rewind - Winna Efendi



Judul : Melbourne: Rewind
Seri : Setiap Tempat Punya Cerita #4
Penulis : Winna Efendi
Penerbitan : GagasMedia, 2013
Tebal : 328 hlm
ISBN : 9797806456
Harga : Rp 52.000 (081113)

220214 until 280214


Pembaca tersayang,

Kehangatan Melbourne membawa siapa pun untuk bahagia. 

Winna Efendi menceritakan potongan cerita cinta dari Benua Australia, semanis karya-karya sebelumnya: Ai, Refrain, Unforgettable, Remember When, dan Truth or Dare. 

Seperti kali ini, Winna menulis tentang masa lalu, jatuh cinta, dan kehilangan.

Max dan Laura dulu pernah saling jatuh cinta, bertemu lagi dalam satu celah waktu. Cerita Max dan Laura pun bergulir di sebuah bar terpencil di daerah West Melbourne. Keduanya bertanya-tanya tentang perasaan satu sama lain. Bermain-main dengan keputusan, kenangan, dan kesempatan. Mempertaruhkan hati di atas harapan yang sebenarnya kurang pasti.

Setiap tempat punya cerita.

Dan bersama surat ini, kami kirimkan cerita dari Melbourne bersama pilihan lagu-lagu kenangan Max dan Laura.

Enjoy the journey, EDITOR. 


Segalanya telah berubah dalam hitungan tahun. Aku belajar untuk tidak terpaku pada benda mati, manusia maupun kenangan. - hlm 28.

Max dan Laura bertemu dengan cara unik. Laura kehilangan walkman kesayangannya yang ternyata selama ini mendekam di bagian Lost & Found kampusnya. Sayangnya, waktu diambil, walkman tersebut sudah 'diakui' sebagai miliknya Max. Dengan jengkel, Laura menodong kembali walkmannya. Itulah awal pertama kali mereka bertemu. Max sendiri heran. Kenapa sih si Laura-Laura ini gebet banget sama walkman tuanya ini? 

Max terobsesi oleh cahaya. Dia sangat menyukai bentuk cahaya apapun, kegemerlapan lampu-lampu kota, cahaya bintang, semuanya. Bahkan ia masuk ke jurusan arsitek sebagai desainer pencahayaan gitu deh. Nantinya, ia menjadi seorang perancang pencahayaan konser-konser, dll. 

A light is never just light. Cahaya, seredup apa pun, mampu mengiluminasi kegelapan, dan menjadi medium yang menghidupkan dunia. Bagi gue, cahaya adalah hal terindah di dunia ini. - hlm 8.
Sedangkan Laura terobsesi dengan musik. Baginya, setiap orang memiliki musik, memiliki soundtrack masing-masing terhadap perjalanan hidup mereka. Oleh karena itu, ia memilih menjadi penyiar radio yang dapat memperdengarkan lagu-lagu favoritnya kepada para pendengar.
A song tells the story of your life; there's always a personal history attached to it. Itulah yang menarik dari musik--setiap orang memiliki soundtrack kehidupannya sendiri. - hlm 19. 
Kisah ini menceritakan tentang Max dan Laura yang pacaran, lalu putus. Setelah bertahun-tahun berpisah, Max kembali ke Melbourne dan bertemu dengan Laura. Mereka menjadi seperti biasa lagi, maksudnya berteman lagi, biasa lagi. Mereka nonton film bareng lagi, jalan bareng lagi, ngopi bareng lagi, namun mereka bersikeras bahwa hubungan ini hanyalah sekedar pertemanan. Mereka bermain-main pada harapan; karena pada akhirnya, selalu ada seseorang yang mengharapkan lebih.

"Lo nggak pernah tahu apakah orang itu merasakan hal yang sama, atau perasaan lo cuma bertepuk sebelah tangan. Bahkan, setelah lo tahu perasaan itu nggak terbalas dan menerima hal itu, semuanya nggak akan lagi sama. Akan ada hubungan yang rusak, rasa yang canggung, hati yang terluka." - hlm 145.


LinkWithin