Artrevoir. \\ Follow // Dashboard \\

Monday, December 16, 2013

City of Bones - Cassandra Clare




Judul : City of Bones
Seri : The Mortal Instruments #1
Penulis : Cassandra Clare
Penerjemah : Melody Violin 
Penerbitan : Ufuk, Januari 2010
Tebal : 661 hlm. 
ISBN : 9786028224802
Harga : Rp 89.900

061213 until 161213


Selama ini Clary yang hampir berusia 16 tahun, mengira dirinya hanyalah anak seorang pelukis biasa. Tapi sejak ibunya diculik dan Clary sendiri hampir mati oleh serangan iblis, dia terpaksa masuk ke dalam dunia baru yang gelap sekaligus menawan, yaitu Dunia Bayangan. 

Ternyata sejak ribuan tahun yang lalu, hanya kaum Nephilim (manusia keturunan malaikat) yang membasmi iblis demi melindungi manusia. Mereka disebut Pemburu Bayangan. Salah satunya adalah Jace yang kasar, sombong, dan luar biasa menyebalkan. Tapi justru itulah yang membuat cowok berambut keemasan itu lebih menggemaskan. Lagipula, bagaimana Clary bisa tahan kalau ada cowok yang selalu siap menerjang iblis, vampir, bahkan manusia serigala demi melindunginya? 

Lalu mengapa iblis mengincar seorang gadis biasa seperti Clary? Bagaimanakah tiba-tiba Clary mendapatkan "penglihatan", sehingga kini ia bisa melihat peri, warlock, dan nephilim? Para Pemburu Bayangan pun benar-benar ingin mengetahuinya...


Manusia memang sangat bodoh. Mereka memiliki sesuatu yang sangat berharga, tapi hampir tidak menjaganya sama sekali. Mereka menyia-nyiakan hidup mereka demi uang, sepaket narkoba, atau senyuman orang asing yang mempesona. - hlm 13. 

Clarissa Fray, atau biasa dipanggil Clary itu hidup normal dengan sahabatnya, Simon, dan ibunya yang penuh kasih sayang, Jocelyn Fray. Ayahnya meninggal ketika ia belum lahir ke dunia, dan peran ayah digantikan dengan Luke, teman ibunya. Atau lebih dari teman, ya apalah itu. Ia hidup dengan damai-damai aja hingga ketika ia dan Simon pergi ke suatu klub, ia melihat sesuatu yang orang lain tidak bisa melihatnya. Singkatnya, kayak orang yang punya sixth sense

Clary dan Jocelyn. 

Bedanya, ia melihat dua orang cowok yang masuk ke dalam gudang, dengan membawa pisau. Clary segera mengikutinya, dan tercenganglah dia ketika cowok pirang itu membunuh cowok berambut biru yang sudah ada di dalam gudang! Keberadaan Clary yang bisa melihat orang-orang itu membuat mereka heran sekali. Itulah pertama kalinya Clary mengenal dunia itu.

Di klub
Esok harinya, ia bertengkar hebat dengan ibunya, dan ia langsung pergi ke kafe bersama Simon. Di kafe, ada lagi tuh si cowok pirang pembunuh itu. Clary segera menuntut kejelasan, tapi Ibunya terus-terusan meneleponnya. Saat Clary angkat, Ibunya berkata untuk tidak pulang ke rumah apapun yang terjadi. Nekatnya, dia pergi ke rumah apartemennya itu. Disanalah ia bertemu iblis yang berusaha membunuhnya. 

Clary pingsan, untungnya ada Jace, cowok pirang pembunuh itu. Dengan sabarnya, Jace membawa Clary ke Institut, sebuah tempat tinggal para Pemburu Bayangan. Disanalah, ia akhirnya mengerti tentang Pemburu Bayangan, yaitu kaum Nephilim yang melindungi manusia dengan membasmi iblis. Ia juga berkenalan dengan Isabelle dan Alec, kakak-beradik keluarga Lightwood. Mereka juga Pemburu Bayangan. 

Akhirnya gadis itu tersadar. Bahwa ada keanehan mengapa ia baru mendapat "penglihatan" itu sekarang? Kenapa waktu ia kecil ia tidak pernah mendapatkannya? Akhirnya ia tahu bahwa Ibunya mempunyai darah Pemburu Bayangan, dan Ibunya pulalah yang mengunci ingatan Clary agar gadis itu tidak pernah mengingatnya

Untuk membantu memulihkan ingatannya, Clary dan Jace pergi ke Kota Tulang, atau biasa dikenal City of Bones. Disana, ia bertemu orang-orang yang kata Jace dapat memulihkan ingatannya kembali. Dan Clary pun memulai sebuah perjalanan yang menegangkan. 

Clary (Lily Collins) sama Jace (Jamie Campbell) di City of Bones. 
Hanya di The Mortal Instruments: City of Bones kamu dapat merasakan adrenalin petualangan melawan yang jahat, dan kadang apa yang terlihat tidak sama dengan kenyataan. Adanya twisted ending yang sangat menawan dan rapi yang menyimpan rahasia dari keseluruhan buku ini. 

"Maksudku, mungkin Jace bisa memenggal iblis Du'sien dari jarak lima puluh kaki hanya dengan pembuka tutup botol dan karet gelang, tapi kadang-kadang aku pikir dia tidak tahu banyak tentang manusia." - hlm 651. 
Satu kata buat buku ini: WOW! :D Aku bener-bener bisa terhanyut ke dalamnya. Apalagi ini buku berbintang lima loh? Aku jarang banget ngasih bintang 5 :) *pelit lo hahaha*. Anyway, cerita tentang malaikat, iblis, vampir, manusia serigala itu aku belom pernah baca. Jadi membaca City of Bones itu bener-bener tanpa bayangan sama sekali.


Awalnya juga di-recommend sama temenku ituuu, hahaha, kalau dia gak ngasih tau kalo buku ini bagus, aku pasti gak bakalan beli u,u. Pertama, jelas masalah finansial yang rese itu. Sembilan puluh rebay! Bahkan terakhir kali aku liat naik sampe seratus rebuan di Gramedia, ckckck. Sedih :'( *nabung dulu ahh* Kedua, masalah jelaaaaas, buku ini 'terlalu' tebel, apalagi aku bukan orang yang bisa disuapin segala macem kata-kata Latin yang aku gak ngerti. Yang ada aku pusiing. 

Ketiga, masih banyak timbunan buku di rumah! Dan itu belinya pas musim ujian, aaaaaaargh-_-. Tapi terlepas dari 3 hal diatas, tetep weh aku beli. :) Walaupun nyelesainnya agak lama, sekitar 10 hari, itu karna kesibukan *wkwkk* ku untuk pemotretan di studio. HAHAHA CANDA ATUH. Gakk, sibuk banget UAS dan segala macam tetek bengek sekolah itu. 

*lagian baca buku gini pas UAS* *tepok jidat sendiri* 

Aku puas banget sama petualangan disini. Apalagi banyak twist yang ada, jadi aku rada 'waspada' pas bacanya. *gak mau ketipu twist* hahaha. Peranan karakternya cukup, dan aku puas banget sama chemistry antara Jace-Clary. Awww. Jace, lo jadi pacar gw aja gimana, u,u? Ada pula chemistry kuat antara Simon-Clary. Yang sebenernya gampang ditebak dariawal, kalo Simon suka ama Clary. Wkwkwk. Tapi cinta tak terbalas. *hufft.* 

Meskipun setengah memakai baju pemburu iblis, pikir Clary, Simon tetap tampak seperti pemuda yang datang menjemputmu di rumah untuk pergi berkencan, lalu bersopan-santun kepada orang tuamu dan bersikap baik kepada binatang peliharaanmu. Jace, di sisi lain, tampak seperti pemuda yang datang ke rumahmu dan membakarnya hingga rata ke tanah. - hlm 298.  

Terus imajinasi mbak Cassandra Clare emang top begete deh. :D Sebel juga sih pas masih rada penasaran, kenapa gini, kenapa gitu. AAAA, aku jadi pengen baca City of Ashes. -_____- Kalimatnya mengalir lancar, dan ini gabegitu fantasi-fantasi banget. Mungkin karna aku baca Harry Potter, jadinya aku nganggep Jace itu bisa ngebuat apalah dengan cepet, ato ber-apparate dari mana ke mana. Eh ternyata musti pake mobil. -_- Ada sih portal, tapi cuman ada 2 di kota. Ckckck. 


"Ada kekuatan yang tidak seimbang. Ketidakseimbangan inilah yang mudah meledak, tapi ini bukan jalan yang bijak. Kalau ada cinta, sering juga ada benci. Cinta dan benci bisa hidup berdampingan." - hlm 461. 

Aku puas banget dengan yang namanya 'pesona'. Jadi 'pesona' itu bisa ngebuat kamu jadi ngeliat apa yang orang lain gak mau kamu liat. Ngerti gak? Intinya, kayak Hogwarts itu kan kayak bangunan rusak di mata manusia biasa, nah sama kayak 'pesona' jadi sesuatu / seseorang bisa disembunyikan dengan wujud berbeda. Cuman Pemburu Bayangan dan kawanannya itu doang yang bisa ngeliat menembus 'pesona'. :) 

Walaupun gitu, aku secara pribadi, kurang merasakan sesuatu antara Lord Valentine (musuhnya) ke orang-orang Pemburu Bayangan. Harusnya Pemburu Bayangan tuh kesel kek apa kek, terus memberontak, atau seenggaknya kesel. Seakan-akan Pemburu Bayangan gak punya hati untuk ngerasain marah, cinta, dll. Selain itu, hal-hal yang aku gak ngerti, kayak sebutan-sebutan buat iblis yaitu Yang Terabaikan, dan vampir/manusia serigala/ dll itu disebut Penghuni Dunia Bawah. Awal baca, apa bedanya seh?! Akhirnnya tau deh jenis-jenisnya, setelah dijelasin temen. Terus apa itu 'Piagam', 'Kunci'? Sampe sekarang aku menganggap Kunci itu kayak pemerintahan mereka. -_- (ehh, udah udah, ntar spoiler lagehh

"Semua hal yang dia gembar-gemborkan tentang menjaga supaya ras manusia tetap suci, dan pentingnya darah yang tidak tercemar... Dia seperti salah satu pria kulit putih menyeramkan yang fanatik itu." - tentang Valentine, hlm 550. 

Terus terus, menurutku, ceritanya gak bertahap, dan itu menyulitkanku, sungguhan. Jadi biasanya kan ceritanya sederhana, makin melebar, konflik, penyelesaian. Tapi ini tuh udah sederhana, konflik, melebar, melebar, melebar ampe melar. *menurutku aja sih, antara gwnya bego apa emang gitu hahaha* Menurutku, kecuali 'sesuatu' antara Jace-Clary, hubungan satu karakter dan karakter lainnya kurang kuat, bagiku. Ada beberapa hal yang harusnya gak usah diceritakan disini. Tapi jadi malah kelebihan gitu. Terakhir, dan yang paling annoying, itu typo-nya yaampun! Buku sebagus ini masih ada typo? Oh, waw. Tolong diperbaiki ya, tolong, biar generasi pembaca Mortal Instruments (?) itu tidak kecewa. *apabanget*. 

Lagian, ini cuman pendapat pribadiku, sejujurnya, Cassandra Clare itu penulis yang hebat. Aku sama sekali gak kecewa membeli buku ini walaupun agak merogoh kocek. :) Tapi, satu lagi yaa, hehehe, aku pribadi bisa dengan mudah nebak-nebak alurnya kemana dan ini siapanya ini, dan lain sebagainya. Tapi aku SAMA SEKALI gak nebak ending nya kayak gitu. u,u. Aku udah nerka-nerka dengan baik jadi gabegitu kaget, tapi yaampun ending-nya twist banget, walaupun ngegantung. *argh*

Seperti biasa, favorite character, siapaa yaaa. /milih milih/ Kayy, sekarang jatuh ke..... Jace Wayland. :3 Gak perlu dijelaskan lagi kali ya, dia udah ganteng, *kali ya* terus abis ituuuuuuuuuu rela menolong Clary, rela menolong temannya, yaampun baik bangetts. Menurutku dia gak sombong atau apalah yang sinopsis bilang. Malah dia cutiee bangett hhahaha :D :* luuvvv Jacee.


Gadis itu sedang memegangi buku sketsanya. Rambutnya yang terang melarikan diri dari kepangan. Jace bersandar ke bangkai pintu sambil berusaha mengacuhkan tendangan adrenalin yang muncul akibat melihat gadis itu. Bukan untuk kali pertamanya Jace terheran-heran kenapa dia bisa merasa begitu. Isabelle menggunakan kecantikannya seperti menggunakan cambuknya. Tapi Clary bahkan sama sekali tidak tahu bahwa dirinya cantik. Mungkin itulah kenapa. - hlm 447. 

Ohyaaa, nih cuplikan-cuplikan adegan City of Bones yang di-filmkan biar gak penasaran gimana muka Clary atau Jace. :D 

Kiri-kanan. Isabelle, Simon, Clary. Saat melawan iblis kuat. 
Kiri-kanan. Alec, Jace, Clary, Isabelle.

Silakan nonton trailernya kalo penasaran :)






(semua gambar diatas, ada source-nya, di tempat text, silakan klik. Aku nemuin dari Google Images. Untuk videonya, dari Youtube.com -> SonyPictures.)

Gimana, gimana? Aku belom nonton filmnya, sih, jujur. Jadi penasaran!-_- *tapi biasanya buku lebih bagus dibanding filmnya, entah kenapa*. Resensi City of Bones aku udahin aja kalinyaa, daripada makin panjang ahahaha. :) Sekali lagii, stay positive ya pas baca City of Bones. Kalo kamu penggemar Harpot, ada beberapa kesamaan disitu. Tapi yaah, lanjut aja yaaaa. Jangan underestimate sama buku ini sbelum baca karna resensi di Goodreads menurutku gabegitu bagus. Tapi pada akhirnya, itu hak kalian memutuskan. Ya nggak? Hehehe *sok banget lo*.

"Seorang Pemburu Bayangan yang membunuh salah satu saudaranya dianggap lebih rendah daripada iblis dan harus diberantas seperti iblis." - hlm 246. 

The Mortal Instruments: City of Bones.
Young-adult, fantasy, romance, mystery, vampires, angels, urban-fantasy! 

Bahwa cinta ada untuk menghancurkan, dan bahwa dicintai ada untuk dihancurkan. - hlm 289. 





Kalau ada pelajaran yang Clary petik dari semua ini, itu adalah betapa mudahnya kehilangan semua yang selalu kamu kira akan kamu miliki selamanya. - hlm 225. 

No comments:

Post a Comment

Artrevoir is waiting for your good comments! Please respect other and be polite. Thank you for comment. Cheerio! :)

LinkWithin