Artrevoir. \\ Follow // Dashboard \\

Friday, September 27, 2013

Autumn in Paris - Ilana Tan


Judul : Autumn in Paris
Seri : Season Series #2
Penulis : Ilana Tan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Juli, 2007
Tebal : 272 hlm.
ISBN : 9789792230307
Harga : Rp 47.000 (gramediapustakautama.com)

Lama membaca : 5 hari (weekdays)


Tara Dupont menyukai Paris dan musim gugur. Ia mengira sudah memiliki segalanya dalam hidup... sampai ia bertemu Tatsuya Fujisawa yang susah ditebak dan selalu membangkitkan rasa penasarannya sejak awal.

Tatsuya Fujisawa benci Paris dan musim gugur. Ia datang ke Paris untuk mencari orang yang menghancurkan hidupnya. Namun ia tidak menduga akan terpesona oleh Tara Dupont, gadis yang cerewet tapi bisa menenangkan jiwa dan pikirannya... juga mengubah dunianya.

Tara maupun Tatsuya sama sekali tidak menyadari benang yang menghubungkan mereka dengan masa lalu, adanya rahasia yang menghancurkan segala harapan, perasaan, dan keyakinan. Ketika kebenaran terungkap, tersingkap pula arti putus asa... arti tak berdaya... Kenyataan juga begitu menyakitkan hingga mendorong salah satu dari mereka ingin mengakhiri hidup....

Seandainya masih ada harapan--sekecil apa pun--untuk mengubah kenyataan, ia bersedia menggantungkan seluruh hidupnya pada harapan itu....



Air sungai itu pasti dingin sekali. Ia pasti akan mati kedinginan bila terjun ke sungai itu. Mati beku. Ia hanya perlu membiarkan dirinya jatuh. Setelah itu seluruh tubuhnya akan membeku. Rasa sakit ini juga akan membeku. - hlm 204.

Autumn in Paris adalah seri kedua dari Season Series karya Ilana Tan. Tapi gak apa-apa kalo kamu belum baca yang Summer in Seoul (Artrevoir's review), soalnya beda tokoh utama, beda semuanya kok. Cuman disini, Tara, yang dulu jadi sepupunya Sandy, dibahas lebih jauh kehidupannya. 

Kisah dimulai oleh Tara yang bekerja pada stasiun radio terkenal di Paris bersama temannya Elise. Elise sendiri menangani program acara bertajuk Je me souviens... atau Aku mengenang... yang membacakan surat-surat dari pendengar. Kenapa Elise dibahas? Bagiku dia disini cukup mengambil peran penting. 

Sebastien, teman Tara, memperkenalkannya kepada Tatsuya Fujisawa, laki-laki dari Jepang yang susah ditebak. Tara kemudian sering menghabiskan waktu bersama Tatsuya, lama-lama mencintai laki-laki itu. Tapi sebelumnya, Sebastien membujuk Tatsuya untuk mengirimkan surat kepada Elise, yang menceritakan cinta pandangan pertama Tatsuya di bandara. (penggalan-penggalan suratnya ada dibawah, aku masukkan sebagai qoute dari Ilana Tan). 

Tara, dengan sifatnya yang cerewet dan mudah penasaran, menaruh perhatian kepada Tatsuya. Sedangkan Tatsuya pun menaruh perhatiannya kepada gadis itu. Hanya, ia juga belum melupakan tujuannya ke Paris yang sebenernya. Ia mencari seseorang. Seseorang yang telah menghancurkan hidupnya. 

Tapi, setelah Tatsuya mengetahui dan mengenal orang tersebut, terungkaplah kebenaran yang menyakitkan itu. Keduanya gak bisa lari dari kenyataan. Sepahit apapun itu. 

Susah untuk menghalau spoiler! Argh! Persiapkan tisu yang banyak yah, kalau kamu jiwa-nya melankolis, mungkin butuh lebih banyak tisu. :') 

Mengambil setting-nya di Paris, Perancis. Lengkap dengan sejumlah tempat-tempat menarik di Paris, pokoknya mantep deh. Sambil baca, sambil mengenal Paris. Sama seperti buku-buku Ilana Tan yang lain, disini kita juga sambil mempelajari bahasa Perancis. 

Konflik yang diciptakan hebat banget, ngebuat kaget, bahkan gak percaya. Aku ngerasa kalau disini terlalu banyak yang kebetulan. Padahal kan, gak semuanya dalam hidup itu kebetulan, atau masa sih dunia sesempit itu? :/ 

Suka sama tokoh Tara Dupont sendiri, ya iyalah. Suka aja gitu, dia ceria selalu, tapi bisa membuat dirinya tetap tegar. Karena kenyataan begitu pahit, begitu menyakitkan. Kalau bisa sih, pengen tidur terus, biar semua rasa sakit itu hilang dan kita hidup dalam dunia mimpi. Tapi toh, dia tidak melakukannya. Dia tetep berjuang dalam hidup, tetap tegar. :) 

Secara keseluruhan, buku ini mengajarkan bahwa kita gak hidup dalam keadaan yang kita ciptakan sendiri. Kadang, walaupun kamu kesal karena kenyataan itu, kamu harus tetap menjalani hidup. Berhentilah menangis, karena itu tidak mengubah kenyataan. Perlahan-lahan, cobalah mengerti kalau gak ada yang bisa kamu lakukan untuk mengubah itu. Cobalah tersenyum, setidaknya kamu bahagia. :'D 

HIAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAATT ! :D Qoute gue yang kali ini oke banget yah? Terinspirasi banget nih sama kata-katanya Ilana Tan. ;) 

"Kata-kataku mungkin terdengar tidak masuk akal, tetapi percayalah, aku rela melepaskan apa saja, melakukan apa saja, asal bisa bersamanya. Tetapi, apakah manusia bisa mengubah kenyataan?" - surat Tatsuya, hlm 235. 

Autumn in Paris.
Metropop, love, reality, smile!

"Hidup ini sungguh aneh, juga tidak adil. Suatu kali hidup melambungkanmu setinggi langit, kali lainnya hidup mengempaskanmu begitu keras ke bumi." - surat Tatsuya, hlm 234. 


"Untuk beberapa detik saja... aku ingin bersikap egois. Aku ingin melupakan semua orang, mengabaikan dunia, dan melupakan asal-usul serta latar belakangku. Tanpa beban, tuntutan, ataupun harapan, aku ingin mengaku. Aku mencintainya." - surat Tatsuya, hlm 236.

No comments:

Post a Comment

Artrevoir is waiting for your good comments! Please respect other and be polite. Thank you for comment. Cheerio! :)

LinkWithin