Artrevoir. \\ Follow // Dashboard \\

Tuesday, November 5, 2013

Lovasket #3 - Luna Torashyngu



Judul : Lovasket 3: The Final Game
Seri : Lovasket #3
Penulis : Luna Torasyngu
Penerbitan : Gramedia Pustaka Utama, Desember 2011
Tebal : 376 hlm
ISBN : 9789792277623
Harga : Rp 48.000

041113 until 051113


Meniti karier sebagai pemain basket profesional memang nggak gampang. Apalagi bagi Vira, yang bergabung dengan klub baru yang mayoritas pemainnya masih muda dan minim pengalaman bertanding, sehingga mereka harus bekerja keras agar bisa bersaing di kompetisi klub tingkat nasional.

Sayang, perjalanan karier Vira nggak berjalan mulus. Cedera lama itu kembali menghantuinya di tengah-tengah musim kompetisi. Bukan hanya harus berbaring di rumah sakit dan absen bertanding, dia juga harus melupakan mimpinya menjadi pemain basket profesional karena terancam lumpuh total!

Untunglah ada Niken, Rida, dan teman-teman lain yang memberi dukungan. Bahkan Stella, yang tadinya bermaksud meninggalkan dunia basket, kembali hanya demi Vira.

Mampukah mereka membangkitkan semangat hidup Vira dan membuatnya kembali mencintai basket walau Vira tahu dia nggak akan bisa berjalan lagi?




Memang, nggak ada guru yang lebih baik selain pengalaman kita sendiri. - hlm 26. 

Aku memang lagi maraton baca seri Lovasket sekarang ini heeheh. Selain ceritanya yang seru banget, Lovasket  itu bisa banget ngajarin aku yang kagak tau apa-apa tentang basket. Lovasket 3 ini jauh lebih seru dibanding Lovasket 2 yang seperti udah aku bilang, kurang gereget. 

Dimulai dengan kisah Vira yang sekarang dipunyai tim Puspa Kartika dengan beberapa rekan-rekan setimnya yang ada, banyaklahh, yang pasti Stella (yang sekarang jadi sahabatnya gitudeh), gak ikut tim ini karena kesibukannya kerja plus kuliah. Yup, Vira sekarang lagi kuliah, setelah lulus dengan baik dari SMA 31. Vira juga sering dapet dispensasi dari kuliahnya yang bolong-bolong karena harus latihan dengan tim Puspa Kartika, dengan pelatih Pak Andryan. 

Puspa Kartika bisa menang dengan baik melawan tim Mataram Putri dari Jogjakarta, saat kandangnya di Bandung. Saat ini tim Puspa Kartika berisi pemain-pemain yang handal, terdapat pula Lusi, tim Senior Jawa Barat dulu. Pertandingan selanjutnya melawan tim Maharani Kencana dari Jakarta, yang berisi pemain-pemain untuk tim nasional. Sulit untuk mengalahkan Maharani Kencana, tapi Vira tetap optimis. Apalagi dia ingin balas dendam ke Bianca, salah satu pemain Maharani Kencana, karena saat duel 1 to 1  streetball di Bandung dulu, dia sempat kalah. 

Tim Puspa Kartika kalah dari Maharani Kencana. Tapi kamu tau kan, kalo keberhasilan adalah kekalahan yang tertunda? Pertandingan selanjutnya dengan Arek Putri dari Surabaya yang tangguh. Tapi saat pertandingan, kaki Vira cedera. Bukan cedera baru, tapi cedera lama yang sudah ada sejak tahun-tahun lalu. Dia langsung dibawa ke rumah sakit. 

Dokter yang menangani Vira membawa kabar buruk. Vira gak bisa lagi berjalan, kaki kanannya lumpuh. Semua sangat kaget mendengarnya, tapi yang lebih buruk adalah reaksi Vira. Sudah diperhitungkan, Vira langsung muram dan tidak punya lagi semangat hidup. Seperti saat ayahnya dituduh korupsi, ia menjadi sangat tertutup. Banyak teman yang ingin membesuknya, tapi Vira hanya memperbolehkan beberapa. Tapi baik Niken maupun lainnya belum sanggup mengembalikan Vira ke yang dulu. 

Vira sangat marah kepada dirinya sendiri. Hingga ia bermaksud untuk melukai dirinya, untunglah tidak parah. Walaupun dia sudah baikan, Vira masih gak mau bertemu dengan teman basketnya, maupun hal-hal yang berhubungan dengan basket. Hingga Stella pun jauh-jauh dari Jakarta dan memboloskan kuliahnya untuk mendorong Vira agar semangat lagi. 

Tapi, sanggupkah orang-orang itu untuk membuat Vira mencintai basket lagi? Sanggupkah Vira menerima diri sendiri apa adanya? Hanya di Lovasket 3: The Final Game, kamu bisa menemukan artinya kehidupan, kepercayaan, dan pertandingan basket yang menegangkan juga... mengharukan. :') 


"Dan yang penting, kalo nggak ada Robi, kamu nggak akan belajar cara menghargai hidup dan menghormati seseorang seperti yang kamu pernah bilang. Kamu nggak akan jadi Vira yang seperti sekarang ini..." - hlm 189-190.

Jujurr, ini adalah buku pinjeman, hehehe! Yaappp, aku minjem ketiga-tiga buku Lovasket dari temenku, biar ntar kalo penasaran bisa langsung baca buku selanjutnya. Hehe:D Jujur, aku lebih suka buku Lovasket 3  dibanding bukunya yang kesatu maupun kedua. Gatau ya, di Lovasket 3 aku banyak merinding. Heheheee. 

Pembawaan Luna Torashyngu lancar lancar aja, aku suka pembawaannya ketika menceritakan pertandingan basket. Serasa aku jadi penonton di situ. Ohya ini berlaku untuk semua buku Lovasket. Karena Luna Torashyngu dapat membuat pembaca masuk ke bukunya. Itu sih pendapatku. Walopun ada beberapa hal-hal basket yang aku nggak ngerti, tapi gapapa deh. Itung-itung sedikit ngerti jadinya. Wkwkwk. 

Konfliknya juga lumayan berat, walaupun gak begitu ditonjolkan. Emang yang lebih ditonjolkan itu pertandingan basketnya, tapi bagi aku, walopun gak ada cerita konflik, aku sangat menikmati buku ini. Tapi gini-gini, hubungan Niken-Rei juga ditunjukkan loh. Tapi gak cuman Niken-Rei, masalah keluarga Rida, teman basketnya Vira di SMA 31, juga ditunjukkan. Bahkan masalah Robi, mantan cowoknya Vira, juga dibahas. Jadinya gak bosen gituu. 

Tokoh favorit aku disini jadi Stella. Jujur, aku suka banget sama sifatnya. Dia pantang menyerah, pantang patah semangat. Pokoknya mantap deh. Apalagi pembawaannya yang rada-rada ngocol, tapi sebenernya perhatian banget. Walopun gak mau kalah, tapi dia sering ngalah biar gak ribut sama orang lain. Aku juga suka, bahwa Stella yang sekarang berubah banget dari Stella yang dulu di Lovasket 1 dan 2. Bener-bener perubahan sifat yang menonjol dan menarik. :) 

"Udah saatnya gue belajar kerja, hingga bisa menghargai nilai setiap lembar uang yang gue punya. Nggak kayak dulu saat gue cuman bisa ngehambur-hamburin uang ortu gue." - Stella, hlm 26. 

Amanat dari buku ini jelas bahwa jangan pantang menyerah, kawan! Percayalah, ketika satu mimpi pupus, masih ada berjuta mimpi lainnya yang terbuka lebar. Dengan keterbatasan fisik, bukan berarti kita harus menutup diri. Bukan berarti kemampuan kita yang lainnya berkurang. Nggak. Justru, mungkin itu peluang kita untuk menemukan jati diri sendiri. Dan lebih menghargai hidup. ;) 

"Padahal gue rasa cedera lo nggak sampe bikin skill lo ikut hilang. ... Karena cedera lo, gue udah kehilangan partner terbaik gue di lapangan. Dan sekarang gue nggak mau kehilangan sahabat gue. Sahabat yang dulu selalu bersemangat dalam menghadapi semua masalah. Gue nggak mau kehilangan itu semua." - hlm 206. 

Lovasket 3: The Final Game.
Young, friendship, romance, family, basket!

Kemenangan adalah kemenangan, apa pun bentuknya dan bagaimana cara mendapatkan kemenangan itu. - hlm 221. 


No comments:

Post a Comment

Artrevoir is waiting for your good comments! Please respect other and be polite. Thank you for comment. Cheerio! :)

LinkWithin