Artrevoir. \\ Follow // Dashboard \\

Saturday, November 2, 2013

Refrain - Winna Efendi

*kover baru* :) 


Judul : Refrain: Saat Cinta Selalu Pulang
Penulis : Winna Efendi
Penerbitan : Gagasmedia, 2009
Tebal : 318 hlm
ISBN : 9797803267
Harga : Rp 46.000

Lama membaca : 2 hari.


Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya.

Ini bisa jadi sebuah kisah cinta biasa. Tentang sahabat sejak kecil, yang kemudian jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri. Sayangnya, di setiap cerita harus ada yang terluka.

Ini barangkali hanya sebuah kisah cinta sederhana. Tentang tiga sahabat yang merasa saling memiliki meskipun diam-diam saling melukai.

Ini kisah tentang harapan yang hampir hilang. Sebuah kisah tenang cinta yang nyaris sempurna, kecuali rasa sakit karena persahabatan itu sendiri.


Tapi, Mama tidak ingin Niki lupa, bahwa kecantikan tidak datang dari penampilan saja, tapi juga dari hati. - hlm 8. 

Malunyaa guee astaga-__-. Kenapa? Karena aku baru baca buku ini sekarang ohastagaahh. Padahal buku ini udah terbit tahun 2009. Ckckckk. *tampol diri sendiri*. Dan parahnya lagi, buku yang kubaca (setelah film selesai dirilis) itu adalah buku pinjeman. Wkwkwk. Kurang modal apalagi coba? Tapi ya sudahlah. Kalo ada buku Winna Efendi lagi, pasti aku bakalan beli. :) 

Refrain dimulai dengan Prolog, berisi curhatan kisah SMP Nata dan Niki saat mereka berdua berada di atas trampolin. Saat itu, mereka sedang membahas tentang cinta. Ketika kelingking saling dikaitkan, mereka telah berjanji bahwa ketika mereka sudah jatuh cinta, mereka akan saling berbagi. Beberapa tahun kemudian, mereka masih bersahabat layaknya saudara. Tak ada yang berubah. 

Nata yang pertama kali menyadari perubahan pada diri Niki. Awalnya cewek itu cuek-cuek aja bermuka aneh dan belepotan lumpur, tetapi dia sekarang menjadi gadis dewasa yang ber-make up lengkap. Dan Nata pula-lah yang menyadari adanya perbedaan perasaan kepada Niki. Saat Nata menyadari itu, dan berusaha mengungkapkannya, Niki sudah keburu dimabuk cinta oleh Oliver. Sedangkan Nata terjepit antara ingin mempertahankan persahabatannya dan juga mempertahankan rasa cintanya. 

Bahkan saat dunia berputar dan berubah, kenangan yang tercetak pada lembaran foto itu tidak pernah berubah. Photographs last for a lifetime. "Manusia akan menua, tempat bisa berubah, kita bisa melupakan. Karena itulah kamera digunakan, untuk merekam hal-hal yang tidak dapat diingat manusia dengan sempurna." - hlm 120-121. 

Pada suatu hari, ada murid baru di SMA Harapan, blasteran bule, Anna, yang gemar fotografi. Ia adalah anak dari model taraf internasional, Vidia Rossa. Niki dan Nata sama-sama ingin menjadi temannya, apalagi Niki, yang mengidolakan Vidia Rossa. Lalu dimulailah kisah persahabatan dan cinta yang rumit antara mereka bertiga. Anna berusaha sebisa mungkin menjaga persahabatannya, walaupun dirinya hancur melihat Nata begitu perhatian kepada Niki. Hancur ketika muka sedih Nata melihat Niki dan Oliver. 

Niki tidak menyadari perubahan perasaan kedua sahabatnya itu. Ia, yang selama ini bermimpi dapat mempunyai teman-teman populer dan pacar ganteng nan romantis, pun terwujud lewat Oliver dan masuknya ia ke ekskul cheerleader. Oliver, cowok kapten basket SMA Pelita itu segera menjadi pengisi relung hatinya. Lama-lama ia pun sedikit menjauh dari kedua sahabatnya, apalagi Nata. Tapi karena Niki menganggap Nata adalah sahabat sejak kecilnya, ia tidak menyadari apapun. 

Tapi bagaimana jika seseorang harus terluka karena cinta? Bagaimana jika ada salah satu dari mereka yang harus merelakan orang yang mereka sayangi pergi? Barulah saat orang itu pergi, ia pun menyadari perasaan sesungguhnya. Tetapi kau harus percaya bahwa, ada saatnya ketika cinta selalu pulang. :) 


Mengapa sangat mudah bagi seseorang untuk mengorbankan cinta demi cita-cita? Karena cinta tidak ingin bertahan dalam hati dua orang yang tidak menginginkan hal yang sama. Karena jika salah satunya tidak memiliki ruang yang cukup untuk cinta, maka cinta itu akan beranjak pergi. - hlm 300. 

Buku ini cukup membuatku penasaran di sekitaran tahun 2012, tapi itu pas aku melihat Refrain saat kover lamanya yang unyu-unyu itu. Tapi waktu itu nggak ada niat sedikitpun buat beli. Apalagi sinopsisnya membingungkan bagi pecinta komik waktu itu. Hehehe:D 

Baru agak ngelirik buku ini ketika ngeliat filmnya di bioskop. Nggak nonton filmnya sih, abis gitu deh, masih males-malesan sama film Indonesia yang berbau-bau romance gituuu. Waktu itu salah satu temenku bilang buku ini bagus. Jadi, aku coba pinjem aja deh. Kan seenggaknya kalo nggak seru bisa dibalikin tanpa menderita kerugian. #waduh-_-.

Tapi bukunya seru tuhh. Konfliknya sederhana, tapi bener-bener ngena di hati. Awalnya agak-agak males-malesan gitu deh bacanya. Tapi menjelang tengah-tengah cerita, aku bener-bener penasaran. Penasaran sama apa? Wkwkwk. Baca dulu atuh hehe. Intinya, aku ngerasa masuk ke dalam bukunya. Seakan-akan aku emang ada di dunia Refrain. Apalagi pendalaman karakternya pas banget, gak ada yang porsi terlalu banyak, tapi pas aja. Karena setiap bab itu berbeda sudut pandang, aku jadi tau apa "perasaan" sebenarnya dari karakter itu. Dan tentu aja, pembaca gampang mendalami karakter masing-masing. 

Mungkin yang agak-agak rese dikit, itu typo-nya yang lumayan. Aku nemu beberapa sih. Awalnya bingung apa kata "mendegra" (hlm 77) itu? Apa kosakata baru di Indo? Baru sadar pas itu teh sebenernya "mendengar". Astagaa-_-. Padahal ini buku cetakan ke-20 tauu. Harus diingetin nihh editornya. :D 

Terlepas dari itu, aku sih gak begitu keberatan sama beberapa kejanggalan cerita dan typo. Yang pasti, aku sangat menikmati buku Refrain ini. Perasaan Anna ke Nata sebenernya agak 'kurang' sih, kayaknya. Tapi aku sangat terinsipirasi sama kata-kata Winna Efendi yang bagus-bagus. Sampe-sampe post-it-nya kekurangan tempat wkwkwk. :D 

Oke, aku paling suka sama Nata. Dia pemuda yang kaku tapi blak-blakkan. Dia nggak romantis, tapi perhatian banget gitu sama seseorang yang disayanginya. Apalagi bisa maen gitar, dan lumayan pinter. Walo agak-agak sempurna gitu, Nata juga seseorang yang demam panggung. Karena sifatnya yang bener-bener manusia (hey kadang-kadang sifat karakter di cerita itu terlalu perfect), dan dia juga suka nangis, selayaknya manusia biasa, aku jadi suka sama karakter Nata yang rasanya orisinil<3. 

"Yang gue tau, persahabatan itu nggak memilih. Persahabatan bukan didasari oleh gender, usia, motif, atau apa pun itu. Persahabatan yang tulus gak harus punya alasan." - Nata, hlm 262-263. 

Amanatnya adalah, cinta itu tidak harus memiliki. Semua orang bisa memilikinya di dalam hatinya, dan berhak mendapatkannya. Persahabatan juga bukanlah sesuatu yang sederhana, dan teman sejati itu sulit dicari. Persahabatan--layaknya cinta--tidak bisa didasari atas suatu alasan. Tidak, itu harus sesuatu yang murni tanpa alasan apapun. :D Oya, buku ini juga mengamanatkan tentang impian, cita-cita dan pilihan. Ketika kita harus memilih satu, diantara 2 pilihan yang sama-sama berat

"Segala sesuatu tenyang hidup adalah sebuah pilihan. Tapi, kadang kita harus berani memilih dan mempertahankan apa yang kita inginkan." - hlm 198.

Refrain: Saat Cinta Selalu Pulang.
Young, romance, friendship, family, dream!

When you take a photograph of someone, you take portrait of their soul. - hlm 33.  



"Kurasa, buat sebagian orang, seni menjadi bagian penting yang sulit dipisahkan dari diri mereka. Seni juga merupakan bentuk pelarian, cara untuk melampiaskan emosi. Mungkin karena itulah, seni terkadang bisa mengubah orang." - hlm 122. 

No comments:

Post a Comment

Artrevoir is waiting for your good comments! Please respect other and be polite. Thank you for comment. Cheerio! :)

LinkWithin